kali ini saya akan memberikan materi prakarya dan kewirausahaan kelas X1 semester 2
dengan materi pembenihan ikan hias,semoga bisa membantu kawan kawan seklian
PEMBENIHAN IKAN HIAS
Budidaya
Pembenihan Ikan Hias
A.
Produk
Pembenihan Ikan NonKonsumsi/ Ikan Hias
Perikanan budidaya merupakan salah satu subsektor yang
sangat potensial untuk dikembangkan karena dapat menerapkan rekayasa teknologi
sehingga dapat menciptakan produk perikanan yang berkualitas dan
berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya, sumber daya perikanan Indonesia
terdiri atas ikan konsumsi dan ikan nonkonsumsi. Ikan konsumsi adalah
jenis-jenis ikan yang lazim dikonsumsi oleh manusia sebagai sumber pangan. Ikan
nonkonsumsi adalah ikan yang tidak biasa dikonsumsi oleh manusia karena
beberapa hal di antaranya ikan tersebut merupakan ikan hias atau ikan yang
memiliki zat/kandungan yang beracun dalam tubuhnya.
1.Aneka Jenis Ikan Hias
Permintaan
ikan hias setiap tahun terus meningkat, tetapi produksi benih ikan hias belum
terpenuhi. Pasar ekspor ikan hias di dunia sangat luas. Jika hanya mengandalkan
tangkapan alam hasilnya tidak mungkin memenuhi permintaan pasar, apalagi
perdagangan ikan hias tangkapan alam hasilnya sudah dilarang. Salah satu upaya
yang dilakukan adalah melalui usaha budidaya ikan hias, namun tidak mudah
menghasilkan ikan hias yang memiliki kualitas ekspor. Beberapa jenis ikan hias
sudah dapat dibudidayakan di Indonesia, di antaranya: arwana (Scleropages sp.),
koi (Cyprinus carpio), cupang (Betta sp.), dan mas koki (Carrasius
auratus).
a. Arwana (Scleropages sp.)
Arwana
termasuk famili Osteoglasidae, memiki berbagai julukan, seperti: ikan naga (dragon
fish), baramundi, saratoga, platapad, kelesa, siluk, kayangan, peyang,
tangkelese, aruwana, atau arowana, bergantung dari tempatnya. Arwana merupakan
spesies asli Indonesia, tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Habitat asli
arwana adalah rawa-rawa, banyak ditemukan di sungai dan rawa di Kalimantan dan
Papua. Bentuk dan penampilan arwana termasuk cantik dan unik, tubuhnya
memanjang, ramping, dan stream line, dengan gerakan renang sangat anggun
(Gambar 3.2). Arwana di alam mempunyai variasi warna seperti hijau, perak, atau
merah. Pada bibir bawahnya terdapat dua buah sungut yang berfungsi sebagai
sensor getar untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air. Sungut termasuk
dalam kriteria penilaian keindahan ikan.
Pada dasarnya,
usaha budidaya arwana untuk pembenihan relatif mudah. Budidaya pembenihan
arwana mempunyai prospek sangat besar. Permintaan pasar arwana makin meningkat.
Benih arwana memiliki nilai jual yang tinggi dan sangat bervariasi bergantung
pada jenisnya. Benih arwana dengan ukuran 2 inchi dapat dijual dengan harga Rp
25.000 - 35.000/ekor, bahkan terdapat jenis lain yang harganya mencapai Rp
100.000-250.000 per ekor per 2 inchi.
b. Koi (Cyprinus carpio)
Komoditas ikan
hias air tawar merupakan salah satu komoditas unggulan yang banyak diminati
masyarakat. Salah satu komoditas unggulan yang hingga saat ini banyak diminati
adalah koi (Cyprinus carpio). Koi merupakan spesies asli Kerajaan
Persia, namun berkembang pesat di Jepang dan Cina. Koi memiliki ciri khas warna
yang menarik serta variasi jenis yang beranekaragam. Secara garis besar, koi
diklasifikasikan dalam 13 kategori, yaitu kohaku, sanke, showa, bekko,
utsurimono, asagi, shusui, tancho, hikari, koromo, ogon, kinginrin, dan
kawarimono. Koi termasuk jenis ikan hias air tawar bernilai ekonomis tinggi,
baik di pasaran nasional maupun internasional.
Benih koi
memiliki nilai jual yang tinggi, bervariasi bergantung pada jenis, warna, dan
ukuran ikan tersebut. Harga benih koi di pasaran dijual dengan harga Rp 1.000
per ekor untuk ukuran 5-7 cm, Rp 300,00 per ekor untuk ukuran 1-3 cm.
c. Maskoki (Carrasius auratus)
Maskoki
merupakan jenis ikan air tawar yang hidup di perairan dangkal yang mengalir
tenang. Maskoki memiliki tubuh yang bulat, matanya lebar, kepala lancip, ukuran
mulutnya sedang, memiliki lembaran insang, dan memiliki sirip ekor panjang dan
lebar tanpa belahan (Gambar 3.4). Maskoki merupakan
salah satu ikan hias
populer dan banyak penggemarnya. Kelebihannya adalah strainnya tidak mirip
dengan aslinya. Benih maskoki memiliki nilai jual yang relatif tinggi. Harga
benih di pasaran sangat bervariasi bergantung pada jenis, warna, dan ukuran
ikan tersebut.
d. Cupang (Betta sp.)
Cupang
adalah ikan air tawar yang habitat asalnya berasal dari beberapa negara Asia
Tenggara (Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam). Ikan ini mempunyai
bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan
wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga
golongan, yaitu cupang hias, aduan, dan liar. Di Indonesia terdapat cupang
asli, salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan di Pampang,
Kalimantan Timur. Cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam
waktu lama, jika ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan tanpa
adanya alat sirkulasi udara (aerator), masih dapat bertahan hidup. Cupang
jarang sekali dijual dalam ukuran benih, biasanya dijual dengan ukuran relatif
besar, yaitu antara 7-9 cm. Harga ikan cupang Rp 5.000- 10.000 bergantung, pada
jenis dan kualitas ikan.
2. Manfaat Ikan Hias
Banyak
diketahui manfaat memelihara ikan hias, baik di dalam kolam maupun akuarium.
Salah satu manfaat memelihara ikan hias yang dirasakan setelah menjalani
rutinitas kerja yang menguras tenaga serta pikiran yaitu mengurangi stres dan
keletihan (Gambar 3.6). Cukup meluangkan waktu beberapa menit untuk duduk di
depan kolam, rasa stres dan lelah akan hilang. Dalam ilmu fengshui, kolam ikan
hias di rumah membawa hoki bagi penghuni rumah. Ikan dipercaya dapat mengusir
stres, seperti koi dinilai dapat mengusir Chi (pengaruh) buruk yang
berada di dalam rumah.
B.Proses Produksi
Pembenihan Ikan Cupang
1.
Bahan Pendukung Pembenihan Ikan Cupang
alam usaha
pembenihan ikan hias selain SDM yang berkompeten, diperlukan langkah untuk
menentukan atau memilih bahan yang akan digunakan. Material/bahan dan SDM tidak
dapat dipisahkan, tanpa bahan-bahan tersebut tidak akan tercapai hasil yang
dikehendaki. Bahan yang digunakan dalam pembenihan ikan hias tidak jauh berbeda
dengan ikan konsumsi. Hal yang membedakannya adalah media pemeliharaan yang
dapat menggunakan akuarium atau kolam terpal berukuran kecil, bahkan dapat
menggunakan botol bekas seperti pembenihan ikan cupang. Bahan-bahan yang
dibutuhkan dalam pembenihan ikan cupang tersajipada
2.Alat Pendukung Pembenihan Ikan Cupang
Dalam usaha budidaya
ikan hias, mesin atau alat yang digunakan tidak terlalu rumit. Beberapa mesin
atau alat yang digunakan untuk keberhasilan usaha pembenihan ikan hias di
antaranya akuarium pemeliharaan sebagai tempat hidup, selang dan aerator
sebagai sumber oksigen, seser sebagai penyortiran benih, dan banyak alat-alat
lain yang digunakan sebagai alat penunjang keberhasilan pembenihan ikan hias.
Proses
Pembenihan Ikan Cupang
Menurut Effendi (2004),
kegiatan pembenihan meliputi persiapan sarana dan prasarana, pemeliharaan
induk, pemijahan induk, penetasan telur, pemeliharaan larva dan benih. Berikut
merupakan diagram alir proses produksi pembenihan ikan konsumsi mulai dari persiapan
sarana dan prasarana sampai pemeliharaan larva dan benih seperti diperlihatkan
1) Persiapan Sarana dan Prasarana
(Media Pemijahan Indukan)
Dalam
pemijahan indukan ikan, langkah utama yang harus dilakukan adalah menyiapkan
media pemeliharaan. Media pemeliharaan yang biasa digunakan dalam pemijahan
ikan cupang adalah baskom (bak plastik), botol bekas, dan akuarium. Akuarium
yang digunakan diisi dengan air yang sudah diendapkan minimal 2 hari dengan
ketinggian sekitar 8-12 cm. Kemudian akuarium diisi dengan tanaman air seperti
eceng gondok, daun ketapang, atau tanaman lainnya.Fungsi pemberian tanaman air
ialah untuk menampung busa yang dikeluarkan pejantan agar tidak mudah hancur.
2) Pemeliharaan induk
Pemeliharaan
induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telur dan sperma).
Penumbuhan dan pematangan ikan dapat dipacu melalui pendekatan lingkungan,
pakan, dan hormonal. Pada pendekatan lingkungan media hidup dibuat seoptimal
mungkin sehingga nafsu makan meningkat di dalam wadah pemeliharaan. Syarat
induk cupang untuk budidaya di antaranya seperti berikut.
a.
Ukuran badan betina tidak boleh lebih besar dari pada ukuran badan jantan.
b.
Betina tidak boleh lebih galak daripada jantan.
c.
Jantan dan betina harus setipe.
d. Siapkan daun ketapang atau cairan penyembuh luka
karena setelah proses perkembangbiakan, sirip dari betina banyak terlepas
akibat perkelahian dengan jantan sebelum dibuahi.
Ciri-ciri ikan cupang jantan dan betina yang siap dipiijahkan di antaranya seperti berikut:
3) Pemijahan Induk
Pemijahan
induk adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Induk yang telah matang gonad
berarti telah siap melakukan pemijahan. Proses pemijahan dapat berlangsung
secara alami dan buatan. Dalam pemijahan alami, telur dibuahi oleh sperma di
dalam air setelah dikeluarkan oleh induk betina, yang didahului dengan
aktivitas pemijahan oleh kedua induk tersebut. Pada pemijahan buatan, pembuahan
telur oleh sperma dilakukan dengan bantuan manusia. Telur dipaksa keluar dari
tubuh induk betina setelah melalui proses perangsangan dengan cara mengatur
lingkungan dan pemberian hormon. Proses pemijahan ikan cupang dilakukan dengan
cara berikut.
A. Masukkan jantan ke wadah
perkembangbiakan.
B. Betina dan jantan dibiarkan saling
mengenal dan melihat terlebih dahulu,
namun di tempat yang berbeda agar ikan jantan menyiapkan busa yang cukup untuk
menampung telur-telurnya
C. Berikan penutup pada bagian atas wadah pemijahan, untuk mencegah busa
terkena getaran dan angin yang menyebabkan tempat peletakan telur menjadi rusak.
D. Pada tahap ini, tunggu 1-2 hari sampai
terlihat kumpulan busa yang cukup untuk menampung telur (bergantung pada
pejantan).
E. Pada tahap ini, tunggu 1-2 hari sampai
terlihat kumpulan busa yang cukup untuk menampung telur (bergantung pada
pejantan).
F. Betina digabungkan dengan
pejantan (hati-hati pada waktu mengangkat toples dari wadah agar busa
tidak terlalu banyak yang pecah).
G. Biarkan sekitar 1-12 jam pejantan dan betinanya saling mengenal,
tergantung kecocokan dari pasangannya
H. Setelah digabungkan, proses
pemijahan antara jantan dan betina berlangsung. Pejantan melilit tubuh
betina, dan masing-masing akan saling melengkungkan tubuhnya. Ketika
selesai, betina akan mengeluarkan telur, pejantan akan langsung mengambil
telur tersebut dengan cara meletakkan di dalam mulutnya, dan dibawa naik,
lalu telur-telur tersebut dimuntahkan ke busa-busa di atas.
I. Perhatikan telur yang dihasilkan,
biasanya berada di bawah busa dan berwarna putih.
J. Pejantan akan menjaga telurnya dan akan mengangkut telur yang jatuh ke
dasar akuarium.
K. Apabila cupang sudah tidak melakukan
proses pemijahan lagi dan pejantan cenderung mengejar betina untuk berkelahi,
segera pindahkan betina ke wadah lain.
L. Siapkan
wadah yang sudah diisi daun ketapang ketika mengembalikan betina untuk
penyembuh luka (biasanya menggunakan melafix).
4) Penetasan Telur
Penetasan telur bertujuan untuk
mendapatkan larva. Untuk itu, telur hasil pemijahan diambil dari bak pemijahan
kemudian diinkubasi dalam media penetasan pada wadah khusus (wadah penetasan)
yang berbentuk bak, tangki, akuarium, kolam atau ember besar. Telur ikan cupang
yang berhasil difertilisasi biasanya akan menetas dalam waktu 36 – 48 jam.
Telur mulai pecah dan akan menghasilkan burayak-burayak yang baru berumur 1
hari. Induk ikan jantan jangan diangkat terlebih dahulu sebelum burayak (larva)
dapat berenang secara bebas. Burayak cupang biasanya seringkali terjatuh ke
dasar permukaan dan tidak bisa mengambil udara dari atas permukaan. Induk
jantan akan membantu burayak untuk naik ke atas. Burayak hanya terlihat seperti
titik hitam kecil yang hanya berenang naik dan turun.
5) Pemeliharaan Larva dan Benih
Setelah lebih dari tiga hari menetas, biasanya benih
cupang akan mencari makan. Makanan yang paling baik untuk burayak cupang adalah
kutu air, baby brine shrimp (artemia), atau microworm. Burayak
sudah dapat berenang bebas di hari ke enam, tetapi induk jantan tetap jangan
diangkat hingga burayak berumur 3 hari. Setelah burayak berumur 3 hari, induk
jantan baru dapat dipindahkan ke wadah lainnya. Hal ini ditujukan untuk
mencegah induk jantan memakan burayaknya. Pemeliharaan larva merupakan kegiatan
yang relatif sulit dan menentukan keberhasilan proses pembenihan karena sifat
larva merupakan stadia paling kritis dalam siklus hidup biota budidaya.
B.Cara Merancang Produk Pembenihan Ikan Cupang
Berdasarkan Prosedur Berkarya
Budidaya
ikan hias biasanya dilakukan di dalam kolam atau akuarium. Namun, terdapat
beberapa cara unik untuk mendesain media pembenihan ikan hias. Salah satu
caranya ialah dengan memanfaatkan botol bekas sebagai tempat budidaya.Usaha ini
ternyata dapat memberikan keuntungan yang cukup besar. Salah satu jenis ikan
hias yang dapat dibudidayakan di botol bekas adalah cupang. Usaha budidaya ikan
cupang tidak harus memiliki kolam luas, tetapi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan botol bekas sebagai hiasan. Jika induk jantan dan betina dewasa
yang sudah berumur 4 bulan dimasukkan dalam satu media, cepat terjadi
perkawinan kedalam waktu 2 bulan. Usaha ini dapat menjadi inspirasi bagi setiap
orang yang ingin memiliki usaha sendiri. Selain menjadi hiasan, ikan cupang
juga dapat membasmi jentik-jentik nyamuk.
C. Pengemasan dan Transportasi Ikan Hias
Bagi sebagian pengusaha ikan hias,
teknik pengangkutan masih menjadi suatu kendala. Padahal dengan memperhatikan
syarat pengirimannya, ikan bisa selamat sampai di tujuan. Dalam budidaya ikan
hias, salah satu faktor penting yang perlu mendapat perhatian adalah teknik
pengangkutannya. Pengusaha ikan hias sering mengalami kerugian karena kesalahan
teknik pengangkutan. Untuk mengatasi hal ini, dalam pengangkutan, bukan hanya
jarak tempuh dan alat angkut yang diperhitungkan, ternyata masih banyak hal
yang harus dipertimbangkan. Berikut merupakan cara pengemasan dan pengangkutan
ikan hias:
1.
Diberokan
Berbeda dengan pengiriman
produk ikan yang diawetkan, dalam pengiriman ikan hias, selain harus tepat
waktu ikan juga harus tetap hidup dan sehat sampai tujuan. Prinsipnya ada 2
kegiatan dalam pengiriman ikan hias yaitu pengemasan dan pemberangkatan. Keduanya
harus dilakukan dengan cepat dan tepat, sesuai dengan syarat pengiriman ikan.
Untuk memperlancar pengiriman, sebelum pengemasan dilakukan, ikan harus sudah
diseleksi. Seleksinya meliputi jenis, ukuran, dan kesehatan ikan sehingga ikan
yang dikirim benar-benar hanya ikan yang sejenis, seragam, dan sehat sesuai
permintaan pembeli. Selain seleksi, satu kegiatan penting yang harus
dilakukan sebelum ikan dikemas adalah memberokan ikan. Pemberokan adalah suatu
perlakuan untuk mengistirahatkan ikan setelah mendapat penanganan tertentu di
tempat pemeliharaan agar kondisi ikan lebih baik, dan tidak/mengurangi stres
selama di perjalanan. Pemberokan dilakukan dalam air bersih yang sudah
disterilkan, selama 2-3 hari. Selama pemberokan ikan tidak diberi pakan, namun
kondisi kesehatan ikan tetap terus dijaga. Kandungan oksigen (O2) dalam air harus cukup, sebaiknya tidak kurang
dari 8 ppm, dan kandungan amoniak (NH4)
tidak melebihi 0,1 ppm. Bersamaan dengan pemberokan dilakukan juga seleksi
kesehatan, serta penghitungan jumlah ikan. Ikan sehat dan normal siap dikirim.
2. Disesuaikan dengan
Daya Tampung
Pengemasan
ikan hias hidup biasanya menggunakan kantong plastik. Kantong plastik dipilih
yang kuat dan rangkap dua untuk menghindari kebocoran. Untuk keselamatan ikan,
jumlah ikan yang dimasukkan ke dalam kantong plastik harus disesuaikan dengan
kemampuan daya tampungnya. Selain itu perbandingan isi ikan dengan jumlah air
dan oksigen juga harus sesuai. Sebaiknya kantong plastik hanya diisi air 1/4
bagian. Air yang dimasukkan ke dalam kantong plastik harus steril dan sudah
difiltrasi. Setelah kantong plastik diisi air, ikan dimasukkan ke dalamnya.
Berat/jumlah ikan yang dimasukkan sebaiknya sama perbandingannya dengan
berat/volume air. Cara menghitung perbandingannya dapat dilakukan dengan
menimbang atau menghitung jumlah ikan. Baru kemudian, sisa isi kantong plastik
diisi oksigen dan diikat kuat agar oksigen tidak keluar atau bocor. Sebelum
diangkut, agar lebih aman, plastik berisi ikan dikemas terlebih dahulu dengan
menggunakan karton. Karton yang digunakan harus kuat sehingga tidak mudah rusak
saat penanganan dan selama perjalanan.
3.
Pengangkutan
Dalam
pengangkutannya selain keselamatan, tepat waktu perlu juga diperhatikan. Untuk
itu alat transportasi yang digunakan perlu dipertimbangkan. Pengangkutan dapat
melalui darat, air, atau udara disesuaikan dengan jarak dan kemudahan
pengiriman. Untuk daerah berjarak tempuh kurang dari 24 jam, dan dapat dilalui
mobil, pengirimannya dapat melalui darat. Untuk daerah dengan pengiriman lebih
dari 24 jam waktu pengiriman. dapat menggunakan pesawat terbang. Namun apabila
daerah pengiriman tidak mungkin melalui darat dan udara, pengirimannya bisa
melalui air menggunakan kapal.Selain alat
transportasi, lamanya perjalanan juga harus diketahui secara tepat. Jika hal
ini tidak diketahui secara tepat, sulit memperkirakan perbandingan jumlah
oksigen yang harus diberikan. Akibatnya, juga membahayakan keselamatan ikan
yang dikirim. Namun apabila semua persyaratan pengiriman sudah diperhitungkan
dengan baik, keberhasilan pengiriman ikan hias terjamin.
D. Perawatan
Ikan
hias mempunyai kemampuan hidup pada lingkungan yang beragam. Faktor lingkungan
hidup ikan yang sangat memengaruhi adalah habitat/air, suhu, pH, kesadahan air,
kandungan oksigen terlarut, dan kecerahan. Budidaya ikan hias harus sesuai
dengan kondisi lingkungan habitatnya. Lingkungan air yang ideal untuk ikan hias
adalah: temperatur air 24–300 C,
pH 6-7, oksigen terlarut >3 ppm, dan kecerahan air 30–60 cm. Sumber air
untuk budidaya ikan hias antara lain dari air tanah, sungai dan PAM.
Jenis-jenis air tersebut harus diendapkan dahulu di tendon air minimal 12-24
jam sebelum dipakai agar kandungan oksigen terlarut cukup dan gas-gas lain yang
berbahaya dapat hilang.
Untuk
Mengondisikan pH (kesadahan) air yang sesuai dengan kehidupan ikan hias dapat
dilakukan dengan memberikan kapur pertanian atau kapur bordo dengan dosis
secukupnya. Kesadahan air menunjukkan kandungan mineral seperti kalsium,
magnesium dan seng. Tingginya kesadahan sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan sekitar, seperti jenis tanaman sekitar sumber air dan mikroorgnisme.
Kesadahan air yang ideal untuk budidaya ikan hias air tawar berkisar 4-12 pH.
Kandungan nitrit badan air pada usaha budidaya ikan berasal dari sisa pakan,
kotoran ikan, lumut, tanaman mati yang terdekomposisi dalam siklus nitrogen.
Kandungan nitrit berpengaruh terhadap kesehatan, serta pertumbuhan dan
perkembangan ikan.
E.
Wirausaha di Bidang Pembenihan Ikan Hias
1.
Perencanaan Usaha
Perencanaan
usaha pada umumnya memuat pokok-pokok pikiran sebagai berikut.
a. Nama Perusahaan
Pemilihan nama perusahaan
harus dipikir baik-baik karena berdampak jangka panjang. Pemberian nama harus
berorientasi ke depan, tidak hanya pada faktor-faktor yang kekinian.
b. Lokasi
Lokasi
terbagi atas lokasi perusahaan, lokasi pertokoan, dan lokasi pabrik/industri.
Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi yaitu seperti berikut.
1) Backward linkage atau pertalian ke belakang, yaitu
bagaimana sumber daya (resources) yang akan digunakan. Termasuk dalam
hal ini adalah bahan baku, tenaga kerja, suasana, dan kondisi masyarakat
setempat.
2) Forward linkage atau pertalian ke depan, yaitu daerah
pemasaran hasil produksi. Apakah tersedia konsumen yang cukup untuk menyerap
hasil produksi.
c. Komoditi yang akan Diusahakan
Pemilihan
komoditi yang akan diusahakan dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Membanjirnya permintaan masyarakat terhadap jenis hasil
usaha tertentu, baik berupa barang atau pun jasa.
2) Teridentifikasinya kebutuhan tersembunyi masyarakat akan
barang atau jasa tertentu.
3) Kurangnya saingan dalam bidang usaha yang kita kerjakan.
4) Adanya kemampuan yang meyakinkan untuk bersaing usaha
dengan orang lain dalam mengembangkan suatu bidang usaha yang sama.
d. Konsumen yang Dituju
Prospek
konsumen ini didasarkan atas bentuk usaha dan jenis usahanya. Jika jenis usaha
yang dijalankan berbentuk industri, tentu jangkauan konsumen yang dituju lebih
jauh dibandingkan dengan usaha bentuk pertokoan.
e. Pasar yang akan Dimasuki
Sebuah perusahaan
yang akan memasuki pasar akan menempatkan perusahaannya sebagai pemimpin pasar
(market leader), penantang pasar (market challenger), pengikut
pasar (market follower), atau perelung pasar (market nicher).
Penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor
menentukan dalam pengembangan usaha. Agar pasar dapat dikuasai, maka kualitas
dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen.
f. Partner yang akan Diajak Kerja Sama
Partnership
adalah suatu asosiasi
atau persekutuan dua orang atau lebih untuk menjalankan suatu usaha mencari
keuntungan. Walaupun persekutuan ini banyak dilakukan dalam bidang usaha yang
mencari laba, tetapi ada juga persekutuan yang dibentuk tidak untuk mencari
laba. Bentuk partnership dapat mengatasi beberapa kelemahan yang
terdapat pada bentuk usaha perseorangan.
g. Personil yang Dipercaya
Pilihlah
seseorang untuk menjalankan perusahaan karena kejujurannya.
h. Jumlah Modal yang Diharapkan dan
yang Tersedia
Pada umumnya, seseorang
yang akan mendirikan usaha, memiliki jumlah modal yang sangat minim. Modal
utama adalah semangat dan kejujuran. Jika modal yang dimiliki pengusaha awal
sangat kecil, dapat dilakukan kerja sama dengan partner, dimana
masing-masing menyetorkan modalnya. Semua sumber dan kemampuan pengumpulan
modal ini harus ditulis. Modal awal ini harus tetap dicari sampai memenuhi
untuk membuka usaha.
i. Peralatan Perusahaan yang Perlu
Disediakan
Peralatan yang perlu
disediakan adalah sesuai dengan kepentingan usaha. Peralatan usaha pertokoan,
akan berbeda dengan usaha kerajinan dan industri. Untuk pertama kali membuka
usaha, pikirkan peralatan yang sangat diperlukan. Peralatan yang tidak begitu diperlukan
penggunaannya sebaiknya tidak dibeli terlebih dahulu sebab akan mengganggu uang
kas. Ada dua hal yang dipertimbangkan dalam menyediakan peralatan yaitu
ekonomis dan prestise.
j. Penyebaran Promosi
Sebagai suatu
usaha baru, tentu belum dikenal oleh masyarakat. Oleh sebab itu, harus
direncanakan apakah usaha ini perlu diperkenalkan/dipromosikan atau tidak. Jika
akan dipromosikan, harus direncanakanbentuk promosi, tempat/media
promosi, keunggulan apa yang akan ditunjukkan.Keberhasilan dan kegagalan usaha
budidaya ikan hias
bergantung pada dua aspek, yaitu teknis dan nonteknis. Untuk
mendapatkan hasil budidaya ikan hias yang maksimal dapat dilakukan dengan cara
menjaga kualitas, kuantitas, dan keberlanjutannya (aspek teknis). Aspek
nonteknis diantaranya:
1) Perencanaan
Usaha
budidaya ikan hias harus dibuat dengan perencanaan yang matang.
2) Menetapkan Tujuan
Bersamaan dengan perencanaan, harus dirumuskan tujuan
yang spesifik dan jelas, apakah budidaya ikan hias yang dilakukan hanya untuk
hobi atau untuk mendapatkan profit (keuntungan).
3) Inovasi
Inovasi merupakan faktor yang sangat penting bagi
keberlanjutan usaha budidaya ikan hias, bahkan lebih penting daripada sekadar
mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar. Pengusaha yang sukses akan
terus-menerus fokus pada upaya untuk berinovasi dan meningkatkan atau keluar
dari bisnis saat pelanggan mencari pesaing yang menawarkan sesuatu yang tidak
dipikirkan.
4) Pemasaran
Pemasaran merupakan kunci keberhasilan usaha, tidak
terkecuali usaha budidaya ikan hias. Seberapa besar produksi ikan hias yang
kita hasilkan, tetapi jika jaringan pemasaran produk buruk, usaha yang
dijalankan tidak akan sukses.
5) Jangan mengeluh dan menyerah adalah
kunci utama sukses usaha.
2. Kebutuhan Biaya
Produksi Pembenihan Ikan Cupang
Salah
satu jenis ikan hias yang memiliki nilai jual tinggi adalah ikan cupang.
Pembenihan cupang menjadi salah satu tahap penentu keberhasilan usaha budidaya,
sehingga pembenihan menjadi bagian integral (tidak terpisahkan) dari usaha
budidaya ikan hias (Tabel 3.2). Perhitungan biaya ini akan difokuskan pada
kegiatan pembenihan saja dengan menggunakan berbagai asumsi, antara lain
seperti berikut.
a. Satu siklus kegiatan pembenihan, terdiri atas pemijahan
induk sampai dengan panen benih yang siap didederkan.
b. Satu siklus kegiatan pembenihan >30 hari.
c. Biaya produksi yang dibutuhkan dalam
1 siklus pembenihan sebesar Rp 450.000,00 yang terperinci.
d. Hasil dari kegiatan pembenihan yang dilakukan dalam 1
siklus antara lain:
1) Pada satu siklus pemijahan, ikan cupang
dapat menghasilkan telur sekitar 1.000 butir.
2) Setelah masa inkubasi, 90% telur menetas menjadi benih
atau larva, berarti 90% x 1.000 = 900
e. Benih ikan cupang baru dapat dijual
pada umur 1,5 bulan. Pada umur tersebut, ikan sudah bisa dipilah berdasarkan
jenis kelaminnya dan sudah bisa dinikmati keindahannya.
f. Jika benih yang dihasilkan 900 ekor,
asumsi harga jual benih ikan cupang dihargai Rp 1.000/ekor, maka dalam satu
siklus pembenihan, dapat dihasilkan pendapatan kotor (omset) sebesar Rp 900 x
1.000 = Rp 900.000 per siklus pembenihan.
g. Jadi, perkiraan dalam satu siklus
pembenihan ikan cupang dapat dihasilkan pendapatan bersih selama satu tahun
sebesar:
Pendapatan
bersih = Pendapatan kotor – biaya produksi
= Rp
900.000 – Rp 450.000
= Rp
450.000 per siklus pembenihan
Selain perhitungan dan asumsi inti kegiatan pembenihan,
untuk menghitung pembiayaan keseluruhan usaha budidaya ikan cupang, masih ada
aspek yang harus diperhatikan. Aspek-aspek itu seperti aspek kegiatan
pemeliharaan induk yang bertujuan menghasilkan induk matang gonad yang
berkualitas bagi kegiatan pembenihan. Selain itu masih ada kegiatan pendederan
dan pembesaran yang memiliki pasar yang lebih luas lagi.
1 1. Analisis BEP Usaha
Pembenihan Ikan Cupang
Analisis BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian
modal atau investasi usaha. Produksi minimal usaha harus menghasilkan atau
menjual produknya agar tidak menderita kerugian. BEP adalah suatu keadaan
dimana usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian (titik impas).
Analisis BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau
volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas, artinya usaha tersebut
tidak mengalami keuntungan atau pun kerugian. Suatu usaha dikatakan layak, jika
nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini
dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini. BEP
produksi dan harga dapat dihitung dengan rumus berikut: